THR QRIS: Inovasi Lebaran Kekinian, Mengubah Tradisi Jadi Lebih Praktis

BANDUNG – Gelak tawa riuh bersahut-sahutan dari balik pagar makam keluarga di kawasan Babakan Tarogong, Bandung, Selasa (1/4/2025). Puluhan anggota keluarga besar RIS Abdul Rahman menanti salah satu tradisi yang dinanti setiap lebaran, pembagian uang Tunjangan Hari Raya (THR). Uang ini biasanya dibagikan untuk untuk anggota keluarga yang memiliki status ‘anak-anak’ dan ‘ponakan’ dalam struktur keluarga besar keluarga besar Jl Kebon Manggu, Bandung ini.
Namun pembagian THR tahun ini agak berbeda dibanding beberapa lebaran tahun-tahun sebelumnya. Salah satu anggota keluarga RIS Abdul Rahman yang akan membagikan THR memilih cara lain sesuai dengan perkembangan teknologi.
Berawal dari celetukan anggota keluarga lain yang menawarkan menerima THR via QRIS, gayung bersambut, ide ini disetujui salah satu anggota keluarga yang akan membagikan uang THR Cosa Lucky Armansyah anggota generasi kedua dari Keluarga Besar RIS Abdul Rahman ini. Pria ini pun mengeluarkan ponselnya dan menyiapkan QR Code Scanner yang ada pada aplikasi mobile banking Bank Mandiri miliknya. “Semuanya antre! Siapkan QRIS rekening masing-masing!” ujarnya.                            
                            
Sontak anggota keluarga lain yang telah memiliki fasilitas mobile banking di ponselnya segera menyiapkan QRIS yang diminta. Kebanyakan mereka adalah berusia remaja, dan telah memiliki rekening tabungan sendiri. Sementara bagi anak-anak di bawah umur meminjam aplikasi mobile banking orang tuanya untuk mengantre.
                        
Mereka pun mulai mengantre. Aksi saling dorong beberapa kali terjadi, namun alih-alih menimbulkan kericuhan, aksi saling dorong ini malah memancing gelak tawa. Satu per satu Cosa memindai kode QRIS yang disiapkan antrean keluarga. Besaran yang ditransfer pun beragam. “Nilai yang ditransfer untuk THR beragam. Mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 1juta,” ujar pengusaha catering Celdi ini.
Usai mengantre, anggota keluarga yang Kode QRIS rekeningnya telah dipindai segera memeriksa jumlah transferan yang diterima. Senyum lebar pun merekah setelah menyaksikan nilai nominal yang diterima. Sementara teriakan, celetukan dan tawa riang terdengar sayup-sayup terdengar. Tidak terasa antrean selesai.
Usai sesekali sang pembagi THR QRIS tampak sesekali termenung. Salah satu adik kandung menggodanya “Bagi-bagi THR QRIS gak kerasa bikin boncos tanpa terasa!,” celetuk Cesa disambut tawa anggota keluarga lainnya. Memang, penggunaan uang non tunai membuat kontrol diri penggunaan uang terasa lebih longgar karena serasa tidak mengeluarkan uang. Berbeda jika kita membagikan secara tunai, ketika uang habis, kegiatan membagikan uang pun segera usai. Namun kegiatan bagi-bagi THR QRIS ini tidak membuat Cosa kapok. “Tahun depan InsyaAllah akan kembali menggunakan QRIS lagu,” pungkas Cosa.
Sementara itu salah satu anggota keluarga lain Cesa David Lukmansyah mengomentari aksi sang kakak dengan celetukan khas Sunda, “Edun, euy! Ide menarik untuk menjadi tradisi tahun-tahun berikutnya,” ujarnya. “THR QRIS jauh lebih praktis dan higienis daripada menukarkan uang baru,” jelas editor film layar lebar ini. “Sigana saya juga mau pake QRIS Lebaran tahun depan,” pungkas Cesa.
***
Fenomena Bagi-bagi THR via QRIS di atas tadi tidak terbayangkan akan terjadi dalam 2-3 tahun bahkan satu tahun belakangan. Penggunaan dan penyebaran digitalisasi transaksi di Indonesia belakangan ini turut berperan perubahan perilaku warga dalam bertransaksi nir tunai. Hal ini juga ditunjang perkembangan tekonologi layanan perbankan yang mengakomodasinya.
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) merupakan inovasi karya anak bangsa Indonesia yang diluncurkan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada tahun 2019. Sejarah perkembangan QRIS menunjukkan bahwa inisiatif ini lahir sebagai langkah nasional untuk menyatukan berbagai standar kode QR yang sebelumnya terfragmentasi di berbagai platform dan bank, sehingga memudahkan transaksi digital di Indonesia.
Inovasi ini dirancang agar semua pihak, dari pedagang kecil hingga perusahaan besar, dapat menerima pembayaran melalui satu kode QR yang terstandarisasi dan interoperabel. Tujuan utama dari QRIS adalah menciptakan sistem pembayaran yang mudah, cepat, aman, dan murah, sekaligus mendorong inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM di Indonesia.
Penggunaan QRIS di Jawa Barat pun terus mengalami lonjakan signifikan sepanjang tahun 2025, didorong oleh inovasi terbaru yakni QRIS Tap. Hingga Agustus 2025, tercatat sebanyak 12,7 juta masyarakat Jawa Barat telah menggunakan QRIS, mencakup sekitar 22% dari pengguna nasional, sementara jumlah merchant yang terdaftar mencapai 8,7 juta atau 21% pangsa nasional. 
Dari sisi nominal, volume transaksi QRIS di Jawa Barat mencapai 1,59 miliar transaksi dengan pertumbuhan mencapai 213,39 persen (year-on-year), dan nilai transaksi senilai Rp148,95 triliun selama periode yang sama. Capaian ini menjadikan Jawa Barat sebagai barometer perkembangan ekonomi digital sekaligus digitalisasi pembayaran nasional di Indonesia.
QRIS telah menjadi simbol kemandirian ekonomi bangsa Indonesia yang menandai langkah maju dalam mengelola sistem pembayaran digital nasional secara berdaulat. Dengan dikembangkan oleh Bank Indonesia sebagai standar nasional, QRIS memudahkan transaksi elektronik tanpa bergantung pada jaringan pembayaran asing seperti Visa dan Mastercard. Hal ini menciptakan pengelolaan arus dana yang tetap berputar di dalam negeri, memperkuat ekonomi digital nasional, dan mengurangi biaya transaksi serta risiko keamanan data.
 
              
 
                                 Balik Bandung - 30 Oct 2025
        Balik Bandung - 30 Oct 2025
         
              
              
              
             