Peringatan Akhir Perang Dunia II di Kerkoff Pandu Bandung

KANGJEPRET, REPUBLIKA NETWORK -- Upacara peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Asia digelar secara khidmat di Ereveld Pandu, Bandung, Jumat (15/8/2025). Ereveld Pandu adalah sebuah kompleks makam kehormatan Belanda yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi lebih dari 4.000 korban perang, termasuk warga sipil dari kamp interniran di sekitar Bandung dan anggota Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL).
Acara peringatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Atase Pertahanan Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Kolonel Norbert Johannes Moerkens, Direktur Oorlogs Graven Stichting, Eveline de Vink dan Widyaiswara Bidang Wilhan Seko AD Brigjen TNI Tatang Budiman.
Peringatan tersebut diawali dengan peletakan karangan bunga dan ziarah makam sejumlah atase militer negara sekutu Perang Dunia II termasuk keluarga dan perwakilan pemerintahan Kerajaan Belanda.
Dalam sambutannya, Kolonel Moerkens menekankan pentingnya mengenang penderitaan dan kepedihan yang dialami banyak keluarga selama masa perang. Ia juga menggarisbawahi pesan agar sejarah kelam tersebut menjadi pelajaran berharga, sehingga tragedi serupa tidak terulang di masa depan.

Prosesi tersebut berjalan dengan khidmat, memperkuat semangat perdamaian dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Belanda.
Ereveld Pandu sendiri memiliki sejarah panjang dan menjadi saksi bisu masa-masa kelam Perang Dunia II. Tidak hanya prajurit Belanda dan Indonesia yang dimakamkan di sana, tetapi juga banyak anak-anak dan warga sipil yang menjadi korban perang dan agresi militer pada masa penjajahan Jepang dan Belanda. Nisan-nisan kecil di antara barisan makam menjadi pengingat nyata atas besarnya korban jiwa yang terjadi.
Upacara peringatan semacam ini telah rutin digelar setiap tahun dipusatkan di Ereveld Jakarta. Namun sejak tiga tahun terakhir pelaksanaan peringatan ini diputuskan dilakukan bergiliran di beberapa makam kehormatan lain di luar Kota Jakarta. Pelaksanaan peringatan di Ereveld Pandu dan Leuwigajah Cimahi merupakan peringatan ketiga yang sejak penetapan ini ,Belanda lain di Indonesia.
Tidak hanya menjadi momen penghormatan, upacara ini juga dijadikan sarana refleksi bersama mengenai pentingnya saling memahami, memaafkan, dan hidup berdampingan dengan damai—seperti yang disampaikan oleh Kolonel Moerkens dalam sambutannya.
Selain tamu undangan juga hadir kerabat yang memiliki ikatan sejarah dan darah termasuk puluhan siswa SMA Puragabaya yang kampusnya terletak tidak jauh dari pemakaman Pandu.
Peringatan di Ereveld Pandu Bandung menjadi simbol persahabatan dan rekonsiliasi antara bangsa Indonesia dan Belanda, serta pengingat kuat agar dunia tidak melupakan tragedi kemanusiaan akibat perang. Dengan mengenang masa lalu, diharapkan masyarakat dunia semakin bijaksana dalam menjaga perdamaian dan menghindari peperangan di masa depan.