Lupakan Hape, Ayo Bermain Layangan

KANGJEPRET, REPUBLIKA NETWORK -- Dewasa ini keseharian anak-anak Indonesia hampir tidak terlepas dari gadget. Mulai dari mengerjakan tugas, berkomunikasi hingga sekedar scroll-scroll dan bermain game. Kegiatan harian yang menyita waktu dan minim pergerakan fisik. Kondisi ini jika dibiarkan lama akan berakibat buruk bada perkembangan fisik dan psikis si anak.
Kegiatan anak-anak yang didominasi dengan aktivitas fisik semakin jarang ditemukan. Oleh karena itu ketika menemukan sejumlah anak-anak tengah asyik bermain layangan di tanah lapang seolah menjadi sesuatu yang aneh.
Aneh tapi menggembirakan. Karena masih ada anak-anak yang memilih bermain berpanas-panasan dan berkotor-kotor karena debu dan lumpur sawah yang belum sepenuhnya mengering.
Hal ini yang tampak di sebidang lahan sawah kering dikawasan Lingkung Cai, Kelurahan Kujangsarim, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Kamis (31/7/2025). Beberapa anak-anak usia sekolah dasar tampak asyik bermain layangan. Mereka tampak serius menarik ulur benang kenur mengendalikan layangannya di angkasa.
Sesekali mereka berteriak saling menantang kawannya yang lain untuk mengadu layangan. Ya, karena tali layangan mereka tidak sekedar benang kenur. 10-15 meter ujung tali yang terikat dilengkapi benang gelasan. Benang nilon tajam karena telah dilapisi campuran lem cair dan bubuk kaca sehingga menempel di benang.
Layangan yang diadu pada dasarnya saling menyasar benang gelasan lawan. Atau jika beruntung, menyasar bagian benang kenur yang lebih rapuh. Gelasan yang kalah tajam akan berakibat putusnya layangan. Di sisi lain lapangan anak-anak lain telah bersiap dengan galah panjang lengkap ranting kayu di ujungnya.
Mereka akan berlari mengejar layang-layang yang putus karena kalah diadu. Berlari mengejar layangan bukan hal yang mudah. Rintangan selokan, sawah, dan semak duri siap menghalangi. Belum lagi anak-anak lain yang juga berburu layang-layang putus yang sama. Layang-layang ini akan digunakan untuk bermain di lain waktu.